PatiToday.com-Sejarah keberadaan pedagang kaki lima dan asongan Simpang Lima Pati, ditempatkan oleh jajaran Forkopinda Kabupaten Pati jaman Pemerintahan dipimpin Bupati Yusuf.
Karena jaman itu Simpang Lima Pati sangat sepi hanya dijadikan ajang balapan liar dan tawuran. Karena massa terlalu banyak, sehingga Polisi pun kewalahan menghalau balapan liar dan tawuran.
Akhirnya jajaran Forkopinda mempunyai inisiatif mengumpulkan para pedagang untuk ditempatkan dibahu jalan sekeliling alun-alun Simpang Lima Pati.
Sungkono salah satu pedagang paling dulu yang menempati alun-alun Simpang Lima Pati menuturkan kepada Wartawan.
Saat itu pedagang masih terhitung sedikit dan jualanpun hanya pada malam minggu, karena atas permintaan jajaran Forkopinda Sungkono mengajak warga Pati mau ikut andil berjualan dari modal pinjaman bank plecit.
Lama-lama dengan banyaknya pedagang menempati Simpang Lima Pati makin bertambah dan makin rame sehingga balapan liar dan tawuran hilang dengan sendiri.
"Kemudian saat Pemerintahan Bupati Tasiman, pedagang diberi pembinaan supaya alun-alun Simpang Lima Pati bisa menjadi Icon Malioboronya Pati,"ujar Sungkono lagi.
Seiring berjalannya waktu Pemerintahan Bupati Haryanto periode pertama pedagang kaki lima Simpang Lima Pati di isukan akan direlokasi, tetapi saat jelang kampanye Pilbup 2017 semua pedagang dikumpulkan oleh pasangan Harfin di rumah Haryanto Center, Haryanto berjanji tidak akan merelokasi PKL Simpang Lima Pati.
Sungkono kembali mengatakan,"Kami tidak keberatan direlokasi, tapi harapan kami para pedagang diajak duduk bersama dalam pembahasan. Kami juga berharap Bupati Haryanto tidak tergesa-gesa dan mengkaji kembali rencana mau merelokasi supaya pusat jantung kota Pati tidak sepi seperti Kota mati,"jelasnya kembali. (Aris)