Notification

×

Iklan

Iklan

Diskusi Pembahasan Pertanian Modern Bersama Firman Soebagyo, Forkompinda Dan Petani

27/01/18 | 22:57 WIB | 0 Views Last Updated 2018-01-27T15:57:45Z
PatiToday.com-Diskusi dan ngopi bareng bersama anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo, Forkompinda dan Petani Kabupaten Pati di ruang lobby Hotel Safin dengan topik "Petaniku Sayang, Petaniku Malang". Jum'at, 26/1/2018. Pukul, 20.30 Wib.
Dalam diskusi tersebut Kepala Paguyuban petani padi dan bawang merah Ramelan menyampaikan, petani saat ini dalam posisi tidak enak, dimana banyak problem. Harga beras saat ini terbilang stabil, namun kami khawatir dengan adanya rencana impor beras maka secara psikologis  akan menurunkan nilai jual beras lokal.
Beras memang mahal di tingkat konsumen, namun disisi lain pada tingkat petani kenaikan harga tidak begitu dirasakan kalau bisa impor beras dibatalkan supaya tidak berimbas pada penjualan beras lokal. Sedangkan Suparlan dari Paguyuban Petani bawang merah menyampaikan, pada intinya  petani merasakan kerugian yang luar biasa karena turunnya harga bawang merah.
"Kami selaku paguyuban petani bawan merah memperjuangkan nasib petani bawang merah. Kami hanya minta agar harga bawang merah stabil dan diharapkan agar ada MOU antara pedagang dan petani sehingga di pasaran harga stabil sedangkan biaya operasional dan perawatan bawang merah sangat tinggi. Kalau harga stabil kami tentunya tidak akan melakukan aksi unras,"kata Suparlan. Kepala Distanak Muchtar Efendi mengapresiasi diadakan kegiatan diskusi yang mengangkat keluh kesah Petani. Muchtar Efendi menyampaikan, Tahun 2015 akhir Kabupaten Pati mendapat prestasi ketahanan pangan dari Presiden Jokowi.
Dari daftar BPS tersebut bahwa sekitar 200 ribuan ton beras dapat dihasilkan khusus untuk sentra petani bawang merah bahwa  kam sangat memahami jika dihitung dengan harga produksi memang saat ini petani mengalami kerugian. Saat ini harga di tingkat petani antara Rp.5000,- s/d Rp.6000,- Yang seharusnya ketika stabil harga berkisar Rp. 15.000,- Penurunan harga bawang merah bisa jadi karena adanya kelesuan pasar dimana pasar tidak bisa menyerap seluruh bawang merah petani, terlebih ada bantuan bawang merah dari pemerintah.
Pemerintah sudah berusaha membantu penyerapan bawang merah dengan menghimbau dan menekan PNS untuk membeli bawang merah dengan harga Rp. 15.000,-. Bupati Pati H. Haryanto, SH. MM. M.Si yang mendapat kesempatan pertama menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Petani menyampaikan, data BPS yang ada diketahui bahwa luas lahan bawang merah semakin meningkat dan juga jumlah petani yang juga meningkat, sehingga bawang merah dipasaran mengalami kelebihan stok.
Disisi lain Bulog juga tidak bisa menampung bawang merah, faktor lain juga adanya permainan para tengkulak karena di pasaran berada di kisaran belasan ribu. "Kita akan melakukan komunikasi dengan kementerian pertanian dan perdagangan tentang kebijakan impor, menurut saya hanya saja momennya tidak tepat karena bersamaan dengan panen raya di beberapa daerah,"kata Bupati Haryanto.
Anggota DPR RI Komisi IV Dapil III bidang Pertanian Firman Subagyo menyampaikan, Impor itu diperbolehkan, namun Pemerintah harus memperhatikan regulasi yang ada, impor boleh apabila stok pangan kurang mencukupi dan tidak bersamaan dengan panen raya. Seharusnya kita tidak perlu import beras karena stok masih tercukupi terkait impor saya menilai bahwa kurang dikomunikasikan, kita sudah membentuk  satgas ketahanan pangan dengan melibatkan Disperindag, Polri dan TNI untuk melakukan operasi pasar Dengan meningkatnya jumlah penduduk, seluruh negara saat ini mengupayakan 2 hal yaitu ketahanan pangan dan ketersediaan sumber daya alam.
Dari TNI AD sendiri telah Mendapat Mandat langsung Oleh Bapak mantan Panglima TNI pada waktu itu dijabat Jendral TNI Gatot Nurmantiyo bersama Mentri Pertanian agar para Babinsa yang sebagai ujung tombaknya segala informasi dari masyarakat Wilayah nya jika Para petani, baik itu petani Padi, Jagung dan kedelai jangan sungkan dan ragu untuk melaporkan diri bila ada bantuan pupuk Bersubsidi dari pusat dimainkan oleh para oknum. "Kita akan tindak tegas sesuai hukum yang telah disepakati dalam rapat agenda "MOu" bidang Swasembada pangan dinegara kita ini. TNI fan Polri apalagi sudah mendapatkan perintah Presiden RI Joko Widodo agar melakukan pengawasan dan penyelidikan adanya panen para petani jangan sampai jatuh ditangan para tengkulak. Terutama gabah, baik itu gabah kering maupun gabah basah sampai halnya pupuk bersubsidi dari pusat betul - betul diawasi,"kata Firman Soebagyo.
Dari Kodim Pati sendiri adanya Terkaitan hubungan kekeluargaan bersama warga petani, Mantri Tani, PPL, Sampai Dispertan sangat harmonis dengan tujuan agar apabila ada program dari Pemerintah pusat menyalurkan sampai daerah minimal bisa teratasi dan cegah dini. "Contoh saja sudah satu bulan ini Kegiatan panen raya Padi antara TNI, Polri dan Para Petani, juga jajaran Dispertan Kabupaten Pati selalu bersinegritas, semoga harapan kami Kabupaten Pati menjadi sentra Komoditi Penyuplai dan Pengekspor Beras,"ungkap Kasdim Mayor Inf Moch Sholikin S.Ag. M.Si. yang mewaili Dandim 0718 Pati.
Kabag Ops Polres Pati Kompol Sundoyo yang mewakili Kapolres juga mengatakan,"Terkait masalah beras dan bawang merah silahkan bila ada aksi unra dari petani untuk memperjuangkan nasib, namum dalam pelaksanaannya harus aman dan tertib. Saya juga petani dan saya tahu betul keluh kesah petani. Kita dari Kepolisian melakukan operasi pangan dengan melibatkan stake holder dan melibatkan TNI dan Disperindag Satgas Pangan kita berdayakan agar mencegah permainan tengkulak, mulai dari satgas deteksi dari Sat Intel, satgas binluh dari Sat Binmas dan Satgas Tindak dari Sat Reskrim. Polisi dalam hal ini membantu agar dalam pelaksanaan pengamanan, pencegahan dan penindakan,"katanya. (Aris)
×
Berita Terbaru Update