Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Nyata Arya Diajak Masuk Kerajaan Karangasem

06/03/24 | 10:13 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-06T03:13:56Z


PatiToday.com
, Arya berasal dari Bandung Jawa Barat, menceritakan kisahnya diajak masuk ke Kerajaan Karangasem bertemu dengan Raja Karangasem berserta punggawa-punggawanya.


Pada Tahun 1908 Kerajaan Karangasem dipimpin oleh seorang Raja Ida A.A. Agung Anglurah Ketut Karangasem (Stederhouder II).


Pembangunan Puri Agung Karangasem dirintis oleh Raja Karangasem ke XV yaitu Ida A.A. Gde Djelantik (Stederhouder I). Tahun 1908 Ida A.A. Gde Djelantik menunjuk keponakannya untuk menjadi raja yang bernama Ida A.A. Agung Anglurah Ketut Karangasem (Stederhouder II).


Pada akhir abad ke XIX, pembangunan Puri Agung Karangasem dilanjutkan oleh Raja Karangasem terakhir yaitu bernama Ida A.A. Agung Anglurah Ketut Karangasem (Stederhouder II).


Puri Agung Karangasem sebagai pusat pemerintahan Raja Ida A.A. Agung Anglurah Ketut Karangasem adalah istana yang istimewa. Dibangun pada lahan dengan luas sekitar 2 hektar, keistimewaan puri ini karena arsitektur puri yang menggabungkan 3 budaya sekaligus, yaitu China, Eropa, dan Bali.


Sejak tahun 1970 an Puri Agung Karangasem oleh Pemerintah Provinsi Bali dijadikan destinasi wisata, mulai dikunjungi oleh banyak wisatawan.


Arya menceritakan panjang kali lebar kepada media ini, belum lama ini sekitar bulan September 2023, Arya mendapatkan jobs sebagai pelaksana proyek pembangunan gedung di Bali.


Pertama menginjakkan Bali, Arya diberikan fasilitas penginapan di Puri Karangasem, sebelum berangkat dilokasi proyek yang berada di Tabanan Bali.


Di Puri Karangasem inilah, Arya mendapatkan kamar dan tempat tidurnya dari kayu tua yang ada ukiran. Untuk kasurnya sudah modern dari spring bed jaman sekarang.


Karena baru pertama kali di Bali, mendapatkan tempat penginapan yang istimewa di Puri Karangasem. Arya menikmati saja hingga larut malam. Sekitar pukul 23.30 WITA, diluar tempat Arya menginap ada sosok perempuan memakai kemben mondar mandir. Arya jadi penasaran, karena jam segitu pintu gerbang masuk Puri Karangasem sudah ditutup. Karena penasaran keluarlah Arya dan menghampiri sosok perempuan yang mondar mandir tadi.


Ketika mau menghampiri sosok perempuan tadi yang terjadi, Arya ditarik dan diajak terbang diatas bangunan Puri Karangasem.


"Setelah diajak terbang sampailah disebuah tempat yang banyak pengawal kerajaan dan bertemulah kepada Raja yang duduk di singgasana memakai mahkota,"terang Arya menceritakan kisahnya.


"Dihadapan Raja tersebut, keluarlah seorang kakek memakai ikat berkata kepada Raja. "Titip cucu,"kata kakek. Lalu Raja menopangkan telapak tangannya diatas kepala saya sambil berkata, kamu keturunan Karangasem,"jelas Arya.


Saat itu juga setelah Raja berkata, Arya menjadi ketakutan dan melangkah mundur. Ketika Arya melangkah mundur sosok Raja beserta pengawal dan dayang-dayangnya yang ada disitu pelan-pelan hilang seperti angin, Arya melanjutkan cerita kisahnya.


Memang benar saat itu Arya berada disebuah gedung berbeda dengan gedung tempat istirahatnya. Puri Karangasem kan banyak bangunan-bangunan seperti Vila jaman sekarang.


Saking ketakutannya, larilah Arya dari tempat tersebut menuju tempat temannya namanya Surya. Arya menggedor-gedor pintu Surya sambil berteriak, tetapi suara ya tidak keluar. Sudah lama teriak-teriak barulah keluar suaranya. Om Surya tolong ! Baru Surya membukakan pintu, Arya menceritakan.


"Setelah masuk rumah om Surya, ibunya tahu kalau saya ditarik. Ibunya bilang, kamu ditarik ya? Kata ibunya om Surya,"jelas Arya.


Kemudian paginya, berangkatlah saya ke Tabanan. Anehnya, ibu om Surya masih melihat kalau saya masih di Puri Karangasem dan diberikan secangkir kopi oleh dayang Kerajaan. Sampai om Surya telephone video call menanyakan, Arya kamu dimana? Di Tabanan Om, jawabku. Ah, yang jujur !, kata om Surya. Ibu melihat kamu minum kopi di Puri Karangasem, masih kata om Suryo.


"Dari cerita tukang bersih-bersih Puri Karangasem, ditempat tidur saya katanya banyak daun kelor. Padahal ditempat itu tidak ada pohon kelor. Ternyata saya mendapatkan cerita, tempat tidur yang saya buat tidur dari kayu ada ukirannya dulu adalah tempat tidur Raja Karangasem. Kamar tersebut tidak semua orang dibolehkan tidur disitu karena dikeramatkan. Perempuan yang waktu mondar mandir depan kamar tidur dan menarik saya ternyata dayang-dayang kerajaan Karangasem,"terang Arya mengakhiri ceritanya.

Cerita kisah Arya masyarakat boleh percaya juga boleh tidak percaya, Allahualam, setiap manusia memiliki perjalanan masing-masing.


Ditulis :

Kang Aris

Pimpinan Redaksi dibeberapa media online (Teman Arya)

×
Berita Terbaru Update