PatiToday.com, Pati Kota-Peringatan Hari Tani di Pati, terutama oleh petani Pegunungan Kendeng, memang sering kali diisi dengan aksi damai dan orasi. Pegunungan Kendeng dikenal sebagai basis penting gerakan petani yang memperjuangkan hak-hak mereka, terutama terkait perlindungan lahan pertanian dari ancaman pembangunan industri yang merusak lingkungan.
Dalam orasi di depan kantor DPRD Pati, mereka mungkin menyuarakan isu-isu terkait agraria, kelestarian lingkungan, dan keberlangsungan pertanian tradisional. Sebagai Soko Guru Tani, mereka sering kali dianggap sebagai penjaga ketahanan pangan lokal dan lingkungan. Orasi tersebut biasanya bertujuan untuk mengingatkan para pemangku kebijakan, termasuk DPRD, agar memperhatikan nasib petani dan alam sekitar Pegunungan Kendeng.
Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) yang dipimpin oleh Gun Retno dikenal vokal dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan, terutama dalam menolak pendirian pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng. Mereka menilai pembangunan pabrik semen akan merusak ekosistem yang vital bagi kehidupan masyarakat sekitar, terutama yang bergantung pada sumber daya alam di kawasan tersebut, seperti air bersih dan pertanian. Gun Retno dalam orasinya sering menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam demi keberlanjutan hidup generasi mendatang.
Ketua DPRD Kabupaten Pati, Ali Badrudin, menyambut dengan antusias kedatangan rombongan Jaringan Masyarakat Petani Pegunungan Kendeng. Dalam pertemuan tersebut, ia berjanji bahwa ketika perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dilakukan, masyarakat akan dilibatkan. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk mendengarkan aspirasi petani Pegunungan Kendeng serta menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
"Peringatan Hari Tani oleh teman-teman dari JMPPK menyoroti pentingnya sektor pertanian sebagai soko guru (pilar utama) untuk kesejahteraan masyarakat tani. Pesan ini menekankan bahwa pertanian memiliki peran fundamental dalam menopang kehidupan ekonomi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Keberlanjutan sektor pertanian, akses terhadap lahan, kedaulatan pangan, serta kebijakan yang mendukung petani lokal menjadi kunci utama dalam mewujudkan kesejahteraan bagi petani. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat luas juga diperlukan agar sektor ini terus berkembang dan memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat,"kata Ali Badrudin.
"Kebijakan tersebut bukan cuma di legislatif, tetapi juga pihak eksekutif. Mengenai pabrik semen, selama ini kami tidak pernah diajak komunikasi sama sekali,"ujar Ali Badrudin.
Pentas Triatikal yang diselenggarakan oleh kelompok JMPPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) pada peringatan Hari Tani menggambarkan keprihatinan mendalam terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri, seperti pabrik. Pertunjukan ini memperlihatkan sisi emosional dan sosial dari dampak hilangnya lahan pertanian, yang tidak hanya mengancam mata pencaharian petani tetapi juga menghancurkan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pesan yang disampaikan adalah pentingnya mempertahankan keberlanjutan lahan pertanian untuk generasi mendatang, serta perlawanan terhadap eksploitasi alam yang merugikan rakyat kecil. (Aris)